Subuh ini aku bergegas. Dengan dibalut kaos belel putih, rok jeans hitam, dan jilbab abu-abu, aku segera meluncur menuju sebuah tempat, rumah sakit.
Baru saja Ibuku di luar kota menelepon. Memintaku bertakziyah pada tetangga yang katanya meninggal pas adzan subuh barusan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit aku membayangkan banyak hal. Ya Allah, berita kematian selalu menjadi pengingat paling manjur akan dosa-dosa, lirihku dalam hati.
Sesampainya di rumah sakit, tepatnya di salah satu kamar, -seperti yang kubayangkan sebelumnya- setiap orang tampak sekali menyemat duka. Kutatap sekeliling kamar. Hening. Hanya ada ayat-ayat AlQuran terlantun dari bibir-bibir keluarga almarhumah yang tengah berkumpul di sofa tamu, di sebelah ranjang pasien.