Sky Lover

Sunday, July 31, 2011

Gadis Kecil Luar Biasa


Subuh ini aku bergegas. Dengan dibalut kaos belel putih, rok jeans hitam, dan jilbab abu-abu, aku segera meluncur menuju sebuah tempat, rumah sakit.

Baru saja Ibuku di luar kota menelepon. Memintaku bertakziyah pada tetangga yang katanya meninggal pas adzan subuh barusan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit aku membayangkan banyak hal. Ya Allah, berita kematian selalu menjadi pengingat paling manjur akan dosa-dosa, lirihku dalam hati.

Sesampainya di rumah sakit, tepatnya di salah satu kamar, -seperti yang kubayangkan sebelumnya- setiap orang tampak sekali menyemat duka. Kutatap sekeliling kamar. Hening. Hanya ada ayat-ayat AlQuran terlantun dari bibir-bibir keluarga almarhumah yang tengah berkumpul di sofa tamu, di sebelah ranjang pasien. 

Jenazah masih terbujur kaku di ranjang. Kedua tangannya melipat seperti sedang shalat. Perutnya menggembung. Kain putih berbahan tipis menutup 3/4 badannya, membentuk lekuk-lekuk kakinya yang kaku. Kurus sekali. Setengah badan saja kulihat pasien dari pintu masuk, sisanya terhalang tirai penyekat ruang.

Jantungku berdebar sangat keras. Kondisi seperti ini adalah ajang muhasabah yang paling berpengaruh besar bagiku. Suatu ketika, aku pun akan mati. Tubuhku akan kaku dan dingin, seperti almarhumah. Aku mendekati jenazah dan....

Subhanallah! Sungguh fenomena yang luar biasa. Di balik tirai kulihat seorang gadis kecil berusia 9 tahun berdiri tegap. Rambutnya terurai manis. Tak ada bekas menangis di wajahnya. 

Ia tengah membaca AlQuran. Ia sangat fokus membaca Al-Quran. Ia membacanya di hadapan jenazah ibunya! Kau tahu? Selama aku berada di ruangan itu, ia tak pernah berhenti membaca. Tak sedetik pun menoleh, apalagi berbicara dengan orang-orang. Ia terus-menerus menunduk, membaca huruf-huruf arab yang digenggamnya.

Setelah beberapa hari berselang, baru kutahu bahwa gadis kecil itu sungguh luar biasa. Kau tahu? Ialah yang mengurus ibunya yang terkena kanker setahun ini. Ia pula yang membimbing ibunya melafadzkan tahlil di masa-masa terakhirnya. Ia, sepanjang masa kritis ibunya, tak pernah melepaskan diri dari dzikir, doa, dan membaca AlQuran di samping ibunya. Sungguh gadis kecil berusia 9 tahun yang luar biasa. Subhanallah!

Hei, kau gadis kecil yang sholehah :)
Ibumu pasti bangga melihatmu dari surga sana. InsyaAllah.

Allahummagfirlahaa warhamhaa wa aafihaa wa'fuanha

Boromeus, 2011

No comments:

Post a Comment