Sky Lover

Monday, August 15, 2011

Sekedar Bertanya Kabar



Bismillahirrahmaanirrahiim.
Kayaknya akan lebih baik kalau tulisan ini diawali dengan menyimak sabda manusia terindah sepanjang sejarah: Muhammad salallahu alaihi wasalam, di bawah ini.
“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan saum?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
 atau perkataan indah di bawah ini:
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR. Bukhari-Muslim]. 
Kedua hadits di atas pada intinya menekankan tentang pentingnya melakukan kebaikan kepada orang lain. Bahkan dalam hadist kedua Rasulullah salallahu alaihi wasalam menegaskan bahwa 'Seorang hamba tidak dapat mencapai hakikat iman, hingga ia mencintai kebaikan untuk orang lain seperti yang ia cintai untuk dirinya.' Subhanallah! Jika semua orang mengamalkan hadits ini, insyaAllah kehidupan akan terasa begitu manis, semanis senyum saya. *loh? Dusta#$%@

Lalu, kebaikan seperti apakah yang bisa kita berikan untuk orang lain? Apakah menginfakkan 1000 unta seperti Ustman Bin Affan ra? atau seperti Ikrimah ra, yang dalam keadaan haus dan berpayah-payah menghadapi maut, tetap rela memberikan air minumnya untuk Suhail bin Amr ra yang juga kehausan saat perang Yarmuk? Aamiin! Semoga suatu saat kita bisa mencapai keunggulan itu. Tapi, sssstttttttt! Ada kebaikan kecil yang sebenarnya masih sering kita abaikan, yaitu Bertanya Kabar.

Dulu, saya pernah ditegur oleh seorang akhwat senior. Saat itu saya bertugas sebagai kontroler buku adminisitrasi divisi (sebut saja sekretaris. hehe). Tiap satu pekan sekali saya menjarkom para kordiv untuk mengumpulkan buku adminnya masing-masing. Sampai suatu ketika saya mendapat sebuah pesan dari sang akhwat. Kata-katanya sederhana, tapi sungguh luar biasa maknanya:

Suci, apa kabar? Mudah-mudahan berada dalam keadaan terbaik. Dek, jangan lupa nanya kabar dulu sebelum ngejarkom para kordiv ya. Kadang kita gak tahu kondisi mereka saat itu lagi baik atau enggak. Sakitkah? Sibukkah? atau sedang sedihkah? Jadi tolong tanyain dulu kabarnya sebelum dijarkom. bla..bla..bla.. beliau meneruskan pesannya yang luar biasa indah.

Saya sangat bersyukur diingatkan seperti itu. Sejak itu saya berusaha membiasakan diri mengawali pembicaraan dengan kata, "Hai! Apa Kabar?" Dan subhanallah.. Dengan tiga kata ajaib itu ternyata saya bisa mendapat banyak hal bermanfaat. Subhanallah :) Saya jadi tahu kondisi orang-orang di sekitar saya. Saya jadi bisa ikut membantu, at least ikut berempati dan menyemangati laah ^o^

Saya teringat pula pada seorang mas'ul. Beliau selalu giat mencari tahu kabar para anggotanya. Satu hal yang menarik, tiap kali diadakan rapat pekanan, beliau selalu menghabiskan 1 jam awal untuk sekadar menanyai kabar anggota-anggotanya. Kata-kata beliau yang selalu saya ingat sampai hari ini:

"Saya rindu bertemu dengan antum. Bagi saya, pertemuan pekanan ini adalah sarana untuk melepas rindu. Oleh karena itulah saya mohon izin untuk menghabiskan satu jam awal untuk sekadar menanyakan kabar antum."

Sungguh deh, keren! Ah, sungguh sebuah ritual sederhana, Bertanya Kabar.

Mungkin pertanyaannya sekarang adalah, "Kita senang diberi perhatian. Lantas mengapa kita lupa untuk memberi perhatian? Pun dengan sekadar bertanya 'Apa kabar'? Bukankah kata Rasulullah, Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri? Ah. ini memang sulit, ya Allaaah.. 

Wallahu'alam.


Bandung, 15 Agustus 2011
Tulisan ini khusus ditujukan untuk diri saya sendiri. Semoga bisa jadi orang baik ya, Uci!

No comments:

Post a Comment